Jumat, 07 April 2017

KP 2 : Sinematografi



Sinematografi berasal dari Bahasa Yunani kinema yang berarti gerakan dan graphoo yang berarti menulis. Sinematografi adalah kegiatan menulis yang menggunakan gambar bergerak, seperti apakah gambar-gambar itu, bagaimana merangkai potongan-potongan gambar yang bergerak menjadi rangkaian gambar yang mampu menyampaikan maksud tertentu atau menyampaikan
informasi atau mengkomunikasikan ide tertentu.
Bahasa adalah ekspresi, representasi dan komunikasi. Melalui Bahasa kita dapat menyampaikan data dan fakta, dapatmenciptakan komunikasi dengan orang lain. Bahasa verbal terdiri dari bunyi dan kata-kata yang ditangkap dengan telinga (auditif), sedangkan bahasa televisi/film berupa gambar-gambar yang ditangkap dengan mata (visual). Untuk mengetahui bahasa televisi/film, kita harus
mempelajari kata-katanya, susunan kalimatnya dan tata bahasanya. Hal tersebut meliputi makna masing-masing gambar (frame), hubungan antar frame (shot), hubungan antar shot (scene) dan hubungan antar scene (sequence)
1. Shot, kalimat dalam bahasa televise
Shot adalah bagian dari adegan. Seperti halnya kata-kata yang diajarkan, diurutkan satu sesudah yang lain tetapi belum tentu membentuk kalimat, begitu juga sambungan gambar-gambar menjadi satu rangkaian tertentu belum tentu dengan sendirinya berkata sesuatu. Bila hubungan gambar
yang satu dengan yang lain itu memang dimaksudkan untuk menceritakan sesuatu haruslah ada unsur-unsur yang menunjukkannya. Unsur-unsur itu dapat dicari dalam komposisi gambar-gambar itu sendiri. Misalnya obyek yang bergerak dalam frame, dalam dialog yang diteruskan, atau dalam
hubungan penonton dengan obyek-obyek dalam cerita itu sebagai akibat dari letak kamera atau lensa khusus yang dipergunakan. Segala cara untuk menghubungkan gambar-gambar dalam satuan tertentu sehingga dapat dicampur-campur disebut editing. Susunan gambar menjadi satu shot diatur
menurut aturan tertentu itulah yang membuat penonton yang melihatnya akan dapat mengartikannya. Penonton akan mampu membaca dan menafsirkan apa saja yang mau diungkapkan oleh “kalimat” tertentu itu.
2. Scene (adegan), alinea dalam bahasa televise
Untuk membuat suatu scene, shot-shot dihubungkan satu dengan yang lain. Sebuah scene yang klasik disusun mulai dengan long shot, dilanjutkan dengan sebuah close up dan diakhiri dengan sebuah long shot lagi atau cut away. Tetapi kebiasaan ini sekarang sudah tidak lagi ditaati secara ketat. Orang-orang bukan lagi mempertahankan shot-shotnya dalam membuat
scene, tetapi arti scene itu sendiri. Hal penting yang diperlukan dalam sebuah scene adalah sebuah adegan atau action yang dipandang dari beberapa sudut kamera. Misalnya sebuah scene mengenai perkelahian, maka akan terlihat perkelahian itu dari sudut kiri dan kanan, dari lawan satu
ke lawan yang lain.
Ada bermacam transisi untuk menyusun shot-shot menjadi scene, yaitu cut, dissolve, fade in, fade out, wipe. Transisi-transisi ini dapat dipakai untuk menunjukkan hubungan peristiwa, pergantian waktu atau tempat.
- Cut, adalah perpindahan atau pergantian langsung dari satu shot ke shot yang lain. Cut mempunyai fungsi untuk kesinambungan action, detail obyek, perubahan tempat dan waktu, serta menciptakan irama kejadian.
- Dissolve, adalah perpindahan gambar secara tumpang tindih dari akhir suatu shot dengan awal dari suatu shot berikutnya
- Fade, adalah efek optik yang digunakan untuk keperluan transisi, dimana gambar berubah secara berangsur-angsur menjadi gelap (fade out) atau dari gelap perlahan-lahan menjadi nampak gambarnya (fade in).
- Wipe, adalah efek optik yang berfungsi sebagai transisi dari adegan pada layar tampak seperti garis menghapus gambar yang terdahulu, sementara gambar adegan berikutnya mulai muncul mengikuti garis tersebut.
3. Sequence (babak), bab dalam bahasa televise
Jika scene-scene disusun menjadi satu kesatuan, kita akan mendapatkan sebuah sequence. Dalam suatu sequence, diperoleh suatu mood atau kejadian utuh. Misalnya sebuah sequence tentang pengejaran seorang penjahat. Terlihat dalam sequence itu, seorang penjahat yang lari melalui
jalan raya, terminal, jembatan, sungai, hutan dan dibelakangnya banyak polisi yang mengejarnya beserta anjing-anjing pelacak sampai pengejaran itu berakhir, entah penjahat itu tertangkap entah tidak. Bila penjahat itu tertangkap, sequence berikutnya mungkin sequence di pengadilan. Kalau
tidak tertangkap, sequence berikutnya adalah penjahat itu bertemu dengan teman-temannya.
a.                   Menurut kondisi waktu.
- Masa sekarang
Film yang menggunakan kesinambungan masa sekarang berarti membuat keseluruhan film itu seperti terjadi saat ini. Kejadian masa lampau dapat juga diceritakan seperti terjadi masa kini.
Kesan dramatis akan terasa lebih kuat karena seolah-olah penonton diajak terlibat seperti menjadi saksi peristiwa tersebut

- Masa lampau
Masa lampau dapat diceritakan secara flashback untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi sebelum cerita dimulai atau perulangan peristiwa yang sudah disajikan terlebih dahulu. Cerita sejarah dapat ditampilkan seolah-olah terjadi masa kini didepan penonton.
- Masa depan
Kilasan ke depan adalah kebalikan dari flashback. Waktu bergerak maju ke masa depan untuk menggambarkan kejadiankejadian yang akan atau dapat terjadi dan kemudian kembali ke masa kini. Biasanya berupa sebuah dugaan atau khayalan ilmiah (science fiction)
- Kondisi waktu
Yang dimaksud kondisi waktu adalah penggambaran waktu sebagaimana dikondisikan oleh elemen-elemen lain dalam cerita. Biasanya digunakan untuk menggambarkan mimpi buruk, fantasi
tokokh yang ada dalam cerita, ingatan seseorang akan peristiwa traumatic dan sebagainya.

b. Kesinambungan ruang
Cerita yang peristiwanya bergerak dari satu tempat ke tepat lain membutuhkan pemikiran kesinambungan ruang. Agar dapat diterima dengan mudah oleh penonton, suatu kerangka logika dari suatu pergerakan harus diperlihatkan. Penonton harus dibuat sedemikian
rupa menyadari lokasi/ruang dari action dana rah gerakan itu sehingga penonton selalu sadar darimana pemain datang dan kemana pemain pergi. Untuk menggambarkan sebuah perjalanan panjang, ruang dapat dipersingkat dan tidak perlu semua ditunjukkan. Cukup mengambil
bagian yang terpenting dan bagus yang dapat memberi kesan suatu progress ke tujuan.
Close up
Close up adalah sarana yang sangat unik dalam video. Close up pada video memberikan kemungkinan suatu penyajian yang rinci dan detail dalam suatu kejadian. Dalam sebuah pertunjukan drama, music ataupun tarian diatas panggung, penonton harus menyaksikan dari jarak tertentu
dan tidak dapat berubah-ubah. Dengan menggunakan close up, video dapat tersaji bagian kecil dari suatu kejadian dalam adegan. Penonton sesaat dapat melihat secara detail bagian yang sangat kecil itu. Misalnya, adegan seorang dokter sedang menancapkan jarum suntuk ke lengan
pasien, dalam drama panggung penonton tidak akan dapat menyaksikan dengan jelas. Close up yang dipilih secara seksama, direkam secara sempurna, dan disunting dengan tepat akan menciptakan dampak dramatis dalam suatu kejadian.
Close up adalah salah satu sarana penuturan cerita yang sangat kuat bagi pembuat film. Sutradara film cerita biasanya sangat berkepentingan dengan aspek-aspek visual dan close up. Oleh karena itu close up harus dipertimbangkan, baik dari sudut visual maupun penyuntingnya.

4. Composition
Seorang pembuat film akan selalu dihadapkan pada salah satu hal yang sangat penting untuk dipikirkan dalam proses pembuatan film, yaitu bagaimana pembuatan komposisi yang baik disetiap adegan dalam film. Tujuan membuat gambar dengan pertimbangan komposisi adalah
menampilkan gambar yang menarik bagi penonton agar penonton tidak mau melepaskan gambar yang ditampilkan dalam sekejap mata pun. Maka penonton tidak akan berpindah kea rah lain atau tergoda untuk menengok tempat lain. Komposisi merupakan pengaturan dari unsur-unsur yang terdapat dalam gambar untuk membentuk suatu kesatuan yang serasi dalam sebuah
bingkai. Seorang kameramen harus menentukan apa yang masuk dan apa yang tidak masuk dalam gambar yang dibatasi oleh bingkai dalam view finder kamera, yang dikenal dengan istilah framing.
Komposisi berhubungan dengan selera artistic, kesadaran emosional, pengalaman dan latar belakang pribadi juru kamera sehingga seyogyanya komposisi jangan digariskan dengan aturan yang ketat.
Penataan komposisi bukanlah sesuatu yang mekanik. Perhitungan matematika dan geometri memang menunjang keberhasilan, namun kesulitan mendasar dalam membuat komposisi untuk audio visual bagi seorang juru kamera tidak saja berurusan dengan bentuk dari pemain
dan obyek tetapi juga dengan bentuk gerakan. Oleh karena itu, jika seorang juru kamera mau memakai pengaturan komposisi fotografi (statis) sebagai pertimbangan dalam membuat video yang bergerak, dia harus memperhatikan kesinambungannya. Oleh karena itu juru kamera
harus membuat setiap frame dalam sebuah shot berdasarkan prinsipprinsip sinematik, yaitu  keindahan komposisi dari gambar-gambar bergerak. Maka setiap shot harus dirancang berdasarkan tujuan sinematik yaitu:
a. Mengarahkan perhatian penonton pada subyek/obyek yang terpenting Dalam setiap adegan, shot-shot hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga mengarahkan perhatian penonton kepada subyek/obyek yang mempunyai arti dramatic. Untuk itu, juru kamera perlu
memperhatikan berbagai macam cara pengambilan gambar, yaitu:

- Berdasarkan ukuran dan jarak subyek/obyek Biasanya mata penonton akan tertarik pada subyek/obyek yang lebih besar dan dekat daripada subyek/obyek yang lebih kecil dan
jauh. Wajah seorang aktor yang muncul di latar depan sangat mungkin menjadi titik fokus perhatian penonton.

- Ketajaman focus
Subyek/obyek yang menjadi focus akan lebih diperhatikan penonton daripada yang kabur. Misalnya juru kamera telah menempatkan dua tokoh yang sedang berbicara, yang satu diatur
sedemikian rupa mempunyai ukuran yang lebih besar sedangkan satunya berada lebih jauh dari kamera sehigga ukurannya lebih kecil. Namun, karena fokusnya diletakkan pada subyek yang
ukurannya lebih kecil, maka subyek tersebut akan lebih menarik perhatian penonton disbanding subyek yang ukurannya besar tapi gambarnya kabur.
- Bergerak
Mata akan lebih tertarik pada benda yang bergerak dibandingkan yang statis. Sebuah benda yang bergerak ditengah adegan yang statis akan menarik perhatian penonton.
- Close up ekstrem
Close up ekstrem merupakan cara yang baik yang akan mempengaruhi penonton agar memusatkan perhatian pada apa yang dimaksudkan juru kamera. Misalnya pada adegan sekelompok prajurit yang berdiri berjajar terdapat seorang prajurit yang selalu memutar-mutar pedangnya sementara yang lain diam saja. Prajurit yang memutar-mutar pedang tersebut tentu akan menjadi pusat perhatian penonton.
- Pembingkaian latar belakang
Juru kamera dapat membuat bingkai baru dalam frame dengan memanfaatkan latar depan subyek/obyek yang akan diarahkan sebagai pusat perhatian. Misalnya juru kamera mengambil
gambar seseorang yang sedang membaca di taman dari sela-sela dedaunan pagar hidup.
- Menggunakan cahaya atau warna
Penggunaan warna dan cahaya dapat membantu penonton mengarahkan perhatian pada subyek/obyek yang penting. Bendabenda yang terang akan lebih menarik dibandingkan yang gelap. Demikian juga warna-warna cerah akan lebih menarik dibandingkan warna suram.
- Gerak lensa zoom
Lensa zoom adalah lensa yang memiliki kemampuan mendekatkan atau menjauhkan subyek/obyek secara optik tanpa harus mendekatkan atau menjauhkan kamera. Dengan menggunakan gerakan lensa zoom suatu adegan dapat semakin terasa dramatis
- Gerak kamera mobil
Jika kamera dapat mengikuti arah gerak mobil, maka kemungkinan pengayaan gerak akan semakin bertambah. Dengan membebaskan kamera pada posisi statisnya, seorang juru kamera dapat menciptakan sudut pandang kamera yang terus menerus sehingga penonton memperoleh sajian gambar bergerak. Misalnya dengan memasang kamera diatas derek atau crane atau steady cam, juru kamera dapat menggerakkan kamera dengan mulus kemana saja. Dengan demikian unsur dramatis
semakin meningkat.

b. Menciptakan ilusi kedalaman.
Komposisi sinematik juga harus memberikan perhatian pada usaha untuk menciptakan ilusi kedalaman atau suatu kesan tiga dimensi pada layar yang pada dasarnya layar tersebut bersifat dua dimensi. Untuk mencapai tujuan itu, seorang juru kamera dapat menggunakan beberapa macam teknik

- Gerak subyek
Untuk menciptakan kesan kedalaman, seorang juru kamera dapat mengatur subyek agar melakukan gerakan diagonal atau mengatur penempatan kamera pada posisi tertentu sehingga pada hasil pengambilan gambar nantinya dapat mendapatkan gerakan diagonal.
- Seleksi pokok
Dengan membuat subyek tertentu lebih focus (tajam) disbanding subyek yang lain, akan tercipta suatu dimensi kedalaman pada gambar yang di rekam.

- Pembingkaian latar depan
Subyek utama diberi bingkai oleh subyek atau obyek dilator depan. Contohnya, seorang tukang ban mobil sedang asyik dengan pekerjaannya membongkar ban yang bocor. Seorang juru kamera mengambil sebuah ban luar yang ukurannya besar kemudian diletakkan berdiri. Selanjutnya kamera diletakkan setinggi ban tersebut dan mengambil gambar tukang tambal ban yang sedang asyik mengerjakan pekerjaannya dari celah ban yang posisinya berdiri. Pengambilan gambar yang demikian juga dapat menciptakan kesan tiga dimensi.
 Efek dengan penyinaran cahaya
Dengan memberi cahaya yang berbeda intensitasnya pada suatu subyek diantara subyek-subyek lain yang tidak mendapatkan cahaya dengan intensitas yang sama, juga dapat menciptakan kesan kedalaman. Contohnya, sebuah adegan three shot dengan komposisi subyek berdiri di kiri dan kanan sedangkan seorang subyek yang lain sedang duduk dikursi yang rendah. Kemudian sebuah sorotan cahaya lunak diterpakan ke wajah subyek yang duduk di tengah itu. Keadaan yang demikian dapat menciptakan kesan gambar yang mempunyai kedalaman.

5. Cutting (Editing)
Editing adalah jiwa dari sebuah film. Editing adalah suatu proses memilih, mengatur dan menyusun shot-shot menjadi satu scene, menyusun dan mengatur scene-scene menjadi sequence yang akhirnya merupakan rangkaian shot yang bertutur tentang suatu cerita yang utuh. Dengan kata
lain, pekerjaan editing adalah menyingkirkan semua yang berlebihan, yang tidak diperlukan dalam pengambilan gambar sebelumnya, termasuk pengambilan gambar yang salah. Editor adalah seseorang yang mempunyai peran membantu atau bekerja sama dengan sutradara, mempunyai kewajiban merangkai gambar dengan baik dan teliti sehingga dapat bercerita kepada penonton. Editor harus bekerja dengan menggunakan kepekaan artistic, persepsi artistikdan pertimbangan estetik dengan menyertakan keterlibatan batinnya menjadi bagian dari film yang akan
dibuat.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang editor ketika melakukan tugas editing:
- Memilih shot
- Mempertimbangkan keterpaduan dan kesinambungan
- Memilih jenis transisi yang digunakan
- Membentuk irama/tempo
 Dalam pembuatan film, terdapat tiga jenis editing, yaitu kesinambungan, kompilasi, dan gabungan kesinambungan dan kompilasi.
a. Editing kesinambungan
Penuturan cerita disampaikan dengan menyusun gambar secara berurutan dan berkesinambungan.
b. Editing kompilasi
Penuturan cerita disampaikan dengan narasi dan gambar-gambar yang ditampilkan sebagai ilustrasi dalam penuturan tersebut sehingga penonton menjadi terbantu oleh gambar-gambar dalam memahami uraian naratifnya.
c. Gabungan editing kesinambungan dan kompilasi
Film-film cerita dapat menggunakan kedua jenis editing tersebut meskipun biasanya lebih sering dengan editing kesinambungan. Namun, pada intro yang menggunakan trailer, biasanya menggunakan editing kompilasi dari cuplikan peristiwa yang nanti akan disajikan dalam cerita utuhnya

1 komentar:

Pentingnya komunikasi yang baik antara pasutri

Menurut penelitian wanita perlu bicara krg lbh 20.000 kata/hari dibandingkan pria yg hanya perlu bicara krg lbh 7000 kata/hari,,,,tetapi pri...